Rabu, 14 Mei 2014
Peranan awan terhadap pemanasan global
Peranan awan dalam perubahan iklim telah menjadi pertanyaan besar sepanjang dekade lalu. Studi yang diterbitkan akhir pekan lalu ini mencoba menjawab misteri itu. Penelitian itu dilakukan Amy Clement dan Robert Burgman dari University of Miami's Rosenstiel School of Marine serta Joel Norris dari Institusi Scripps UC San Diego.
Mereka menggunakan data selama 50 tahun terakhir dan membuat model iklim di Samudra Pasifik. Data itu berasal dari dua sumber, yakni pengamatan visual oleh kapal laut dan dari satelit cuaca. Menurut Profesor Clement, terjadi perbedaan dan getaran di antara dua pengamatan tersebut. "Ini adalah perubahan halus yang berlangsung selama beberapa dekade," katanya. Hal ini mendorong satelit harus melewati beberapa mil di atas bumi untuk menghindari mendung ketimbang pelaut memantaunya dari geladak kapal.
Memang tidak banyak stasiun pengamatan yang khusus mereproduksi perilaku awan. Salah satunya model Hadley Centre, yang dikembangkan U.K. Met Office, yang mampu menghasilkan observasi itu. Menurut Burgman, pihaknya telah mendapatkan model yang tepat. "Model Hadley Centre dapat membantu kami menentukan arah yang tepat," kata Burgman.
Bersama-sama dengan model Hadley Centre memberikan bukti bahwa awan stratiform level rendah, yang jadi perisai bumi dari radiasi matahari, dapat memanaskan iklim sehingga samudra lebih panas. Konsekuensinya menyebabkan lebih banyak awan menghilang. "Ini adalah siklus ganas yang memperburuk pemanasan global," ujar Clement.
Temuan baru ini menyediakan cara lain melihat perubahan awan. Hal ini membantu meningkatkan simulasi awan dalam model iklim yang membuat proyeksi lebih akurat dari perubahan iklim di masa depan. "Saya optimistis akan ada kemajuan besar dalam memahami awan dan perubahan global selama beberapa tahun mendatang," ujar Norris.
Clement dan Norris adalah profesor ilmu atmosfer dan iklim di Scripps. Keduanya menerima penghargaan dari National Science Foundation untuk karyanya mengamati perubahan iklim. Program Iklim National Oceanic and Atmospheric Administration memberikan dukungan untuk penelitian ini. l ScienceDaily
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar